Selamat Datang di Blog Saya. Selamat Menikmati Artikel yang Saya Sungguhkan :)

Rabu, 12 Desember 2012

Kisah Pohon Natal

Kisah Pohon Natal merupakan bagian dari riwayat hidup St. Bonifasius, yang nama aslinya adalah Winfrid. St. Bonifasius dilahirkan sekitar tahun 680 di Devonshire, Inggris. Pada usia lima tahun, ia ingin menjadi seorang biarawan; ia masuk sekolah biara dekat Exeter dua tahun kemudian. Pada usia empatbelas tahun, ia masuk biara di Nursling dalam wilayah Keuskupan Winchester. St. Bonifasius seorang yang giat belajar, murid abas biara yang berpengetahuan luas, Winbert. Kelak, Bonifasius menjadi pimpinan sekolah tersebut.

Pada waktu itu, sebagian besar penduduk Eropa utara dan tengah masih belum mendengar tentang Kabar Gembira. St. Bonifasius memutuskan untuk menjadi seorang misionaris bagi mereka. Setelah satu perjuangan singkat, ia mohon persetujuan resmi dari Paus St. Gregorius II. Bapa Suci menugaskannya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Jerman. (Juga pada waktu itu St. Bonifasius mengubah namanya dari Winfrid menjadi Bonifasius). St. Bonifasius menjelajah Jerman melalui pegunungan Alpen hingga ke Bavaria dan kemudian ke Hesse dan Thuringia. Pada tahun 722, paus mentahbiskan St. Bonifasius sebagai uskup dengan wewenang meliputi seluruh Jerman. Ia tahu bahwa tantangannya yang terbesar adalah melenyapkan takhayul kafir yang menghambat diterimanya Injil dan bertobatnya penduduk. Dikenal sebagai “Rasul Jerman”, St. Bonifasius terus mewartakan Injil hingga ia wafat sebagai martir pada tahun 754. Marilah kita memulai cerita kita tentang Pohon Natal.


Dengan rombongan pengikutnya yang setia, St. Bonifasius sedang melintasi hutan dengan menyusuri suatu jalan setapak Romawi kuno pada suatu Malam Natal. Salju menyelimuti permukaan tanah dan menghapus jejak-jejak kaki mereka. Mereka dapat melihat napas mereka dalam udara yang dingin menggigit. Meskipun beberapa di antara mereka mengusulkan agar mereka segera berkemah malam itu, St. Bonifasius mendorong mereka untuk terus maju dengan berkata, “Ayo, saudara-saudara, majulah sedikit lagi. Sinar rembulan menerangi kita sekarang ini dan jalan setapak enak dilalui. Aku tahu bahwa kalian capai; dan hatiku sendiri pun rindu akan kampung halaman di Inggris, di mana orang-orang yang aku kasihi sedang merayakan Malam Natal. Oh, andai saja aku dapat melarikan diri dari lautan Jerman yang liar dan berbadai ganas ini ke dalam pelukan tanah airku yang aman dan damai! Tetapi, kita punya tugas yang harus kita lakukan sebelum kita berpesta malam ini. Sebab sekarang inilah Malam Natal, dan orang-orang kafir di hutan ini sedang berkumpul dekat pohon Oak Geismar untuk memuja dewa mereka, Thor; hal-hal serta perbuatan-perbuatan aneh akan terjadi di sana, yang menjadikan jiwa mereka hitam. Tetapi, kita diutus untuk menerangi kegelapan mereka; kita akan mengajarkan kepada saudara-saudara kita itu untuk merayakan Natal bersama kita karena mereka belum mengenalnya. Ayo, maju terus, dalam nama Tuhan!”

Mereka pun terus melangkah maju dengan dikobarkan kata-kata semangat St. Bonifasius. Sejenak kemudian, jalan mengarah ke daerah terbuka. Mereka melihat rumah-rumah, namun tampak gelap dan kosong. Tak seorang pun kelihatan. Hanya suara gonggongan anjing dan ringkikan kuda sesekali memecah keheningan. Mereka berjalan terus dan tiba di suatu tanah lapang di tengah hutan, dan di sana tampaklah pohon Oak Kilat Geismar yang keramat. “Di sini,” St. Bonifasius berseru sembari mengacungkan tongkat uskup berlambang salib di atasnya, “di sinilah pohon oak Kilat; dan di sinilah salib Kistus akan mematahkan palu sang dewa kafir Thor.”

Di depan pohon oak itu ada api unggun yang sangat besar. Percikan-percikan apinya menari-nari di udara. Warga desa mengelilingi api unggun menghadap ke pohon keramat. St. Bonifasius menyela pertemuan mereka, “Salam, wahai putera-putera hutan! Seorang asing mohon kehangatan api unggunmu di malam yang dingin.” Sementara St. Bonifasius dan para pengikutnya mendekati api unggun, mata orang-orang desa menatap orang-orang asing ini. St. Bonifasius melanjutkan, “Aku saudaramu, saudara bangsa German, berasal dari Wessex, di seberang laut. Aku datang untuk menyampaikan salam dari negeriku, dan menyampaikan pesan dari Bapa-Semua, yang aku layani.”

Hunrad, pendeta tua dewa Thor, menyambut St. Bonifasius beserta para pengikutnya. Hunrad kemudian berkata kepada mereka, “Berdirilah di sini, saudara-saudara, dan lihatlah apa yang membuat dewa-dewa mengumpulkan kita di sini! Malam ini adalah malam kematian dewa matahari, Baldur yang Menawan, yang dikasihi para dewa dan manusia. Malam ini adalah malam kegelapan dan kekuasaan musim dingin, malam kurban dan kengerian besar. Malam ini Thor yang agung, dewa kilat dan perang, kepada siapa pohon oak ini dikeramatkan, sedang berduka karena kematian Baldur, dan ia marah kepada orang-orang ini sebab mereka telah melalaikan pemujaan kepadanya. Telah lama berlalu sejak sesaji dipersembahkan di atas altarnya, telah lama sejak akar-akar pohonnya yang keramat disiram dengan darah. Sebab itu daun-daunnya layu sebelum waktunya dan dahan-dahannya meranggas hingga hampir mati. Sebab itu, bangsa-bangsa Slav dan Saxon telah mengalahkan kita dalam pertempuran. Sebab itu, panenan telah gagal, dan gerombolan serigala memporak-porandakan kawanan ternak, kekuatan telah menjauhi busur panah, gagang-gagang tombak menjadi patah, dan babi hutan membinasakan pemburu. Sebab itu, wabah telah menyebar di rumah-rumah tinggal kalian, dan jumlah mereka yang tewas jauh lebih banyak daripada mereka yang hidup di seluruh dusun-dusunmu. Jawablah aku, hai kalian, tidakkah apa yang kukatakan ini benar?” Orang banyak menggumamkan persetujuan mereka dan mereka mulai memanjatkan puji-pujian kepada Thor.

Ketika suara-suara itu telah reda, Hunrad mengumumkan, “Tak satu pun dari hal-hal ini yang menyenangkan dewa. Semakin berharga persembahan yang akan menghapuskan dosa-dosa kalian, semakin berharga embun merah yang akan memberi hidup baru bagi pohon darah yang keramat ini. Thor menghendaki persembahan kalian yang paling berharga dan mulia.”       

Dengan itu, Hunrad menghampiri anak-anak, yang dikelompokkan tersendiri di sekeliling api unggun. Ia memilih seorang anak laki-laki yang paling elok, Asulf, putera Duke Alvold dan isterinya, Thekla, lalu memaklumkan bahwa anak itu akan dikurbankan untuk pergi ke Valhalla guna menyampaikan pesan rakyat kepada Thor. Orang tua Asulf terguncang hebat. Tetapi, tak seorang pun berani berbicara.

Hunrad menggiring anak itu ke sebuah altar batu yang besar antara pohon oak dan api unggun. Ia mengenakan penutup mata pada anak itu dan menyuruhnya berlutut dan meletakkan kepalanya di atas altar batu. Orang-orang bergerak mendekat, dan St. Bonifasius menempatkan dirinya dekat sang pendeta. Hunrad kemudian mengangkat tinggi-tinggi palu dewa Thor keramat miliknya yang terbuat dari batu hitam, siap meremukkan batok kepala Asulf yang kecil dengannya. Sementara palu dihujamkan, St. Bonifasius menangkis palu itu dengan tongkat uskupnya sehingga palu terlepas dari tangan Hunrad dan patah menjadi dua saat menghantam altar batu. Suara decak kagum dan sukacita membahana di udara. Thekla lari menjemput puteranya yang telah diselamatkan dari kurban berdarah itu lalu memeluknya erat-erat.  

St. Bonifasius, dengan wajahnya bersinar, berbicara kepada orang banyak, “Dengarlah, wahai putera-putera hutan! Tidak akan ada darah mengalir malam ini. Sebab, malam ini adalah malam kelahiran Kristus, Putera Bapa Semua, Juruselamat umat manusia. Ia lebih elok dari Baldur yang Menawan, lebih agung dari Odin yang Bijaksana, lebih berbelas kasihan dari Freya yang Baik. Sebab Ia datang, kurban disudahi. Thor, si Gelap, yang kepadanya kalian berseru dengan sia-sia, sudah mati. Jauh dalam bayang-bayang Niffelheim ia telah hilang untuk selama-lamanya. Dan sekarang, pada malam Kristus ini, kalian akan memulai hidup baru. Pohon darah ini tidak akan menghantui tanah kalian lagi. Dalam nama Tuhan, aku akan memusnahkannya.” St. Bonifasius kemudian mengeluarkan kapaknya yang lebar dan mulai menebas pohon. Tiba-tiba terasa suatu hembusan angin yang dahsyat dan pohon itu tumbang dengan akar-akarnya tercabut dari tanah dan terbelah menjadi empat bagian.

Di balik pohon oak raksasa itu, berdirilah sebatang pohon cemara muda, bagaikan puncak menara gereja yang menunjuk ke surga. St. Bonifasius kembali berbicara kepada warga desa, “Pohon kecil ini, pohon muda hutan, akan menjadi pohon kudus kalian mulai malam ini. Pohon ini adalah pohon damai, sebab rumah-rumah kalian dibangun dari kayu cemara. Pohon ini adalah lambang kehidupan abadi, sebab daun-daunnya senantiasa hijau. Lihatlah, bagaimana daun-daun itu menunjuk ke langit, ke surga. Biarlah pohon ini dinamakan pohon kanak-kanak Yesus; berkumpullah di sekelilingnya, bukan di tengah hutan yang liar, melainkan dalam rumah kalian sendiri; di sana ia akan dibanjiri, bukan oleh persembahan darah yang tercurah, melainkan persembahan-persembahan cinta dan kasih.”  

Maka, mereka mengambil pohon cemara itu dan membawanya ke desa. Duke Alvold menempatkan pohon di tengah-tengah rumahnya yang besar. Mereka memasang lilin-lilin di dahan-dahannya, dan pohon itu tampak bagaikan dipenuhi bintang-bintang. Lalu, St. Bonifasius, dengan Hundrad duduk di bawah kakinya, menceritakan kisah Betlehem, Bayi Yesus di palungan, para gembala, dan para malaikat. Semuanya mendengarkan dengan takjub. Si kecil Asulf, duduk di pangkuan ibunya, berkata, “Mama, dengarlah, aku mendengar para malaikat itu bernyanyi dari balik pohon.” Sebagian orang percaya apa yang dikatakannya benar; sebagian lainnya mengatakan bahwa itulah suara nyanyian yang dimadahkan oleh para pengikut St. Bonifasius, “Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi, dan damai di bumi; rahmat dan berkat mengalir dari surga kepada manusia mulai dari sekarang sampai selama-lamanya.”

Sementara kita berkumpul di sekeliling Pohon Natal kita, kiranya kita mengucap syukur atas karunia iman, senantiasa menyimpan kisah kelahiran Sang Juruselamat dalam hati kita, dan menyimak nyanyian pujian para malailat. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Natal yang penuh berkat dan sukacita!

Hatsune Miku


Hatsune Miku (初音ミク?) adalah produk perangkat lunak yang menghasilkan suara nyanyian wanita, dirilis 31 Agustus 2007 oleh salah satu anak perusahaan Yamaha Corporation, Crypton Future Media. Nama Hatsune Miku sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti pertama ( hatsu?), suara ( ne?), dan masa depan Miku (ミク?) yang merupakan nanori dari mirai (未来?). Penggabungan kata-kata tersebut secara harfiah berarti "Suara Pertama Dari Masa Depan" karena dia adalah penyanyi pertama dari serangkaian penyanyi "Character Vocal Series" yang diproduksi oleh Crypton. Suara Miku berasal dari sampling suara Saki Fujita (藤田 Fujita Saki?), seorang pengisi suara dari Jepang. Hatsune Miku juga melakukan konser-konser di atas panggung sebagai proyeksi hologram.
Hatsune Miku adalah Vocaloid generasi kedua yang dianggap paling populer di seluruh dunia. Sebuah versi update dari Miku yang disebut Hatsune Miku Append dirilis pada 30 April 2010, berisi 6 macam model suara dari Miku: soft (lembut), sweet (kekanakan), dark (dewasa), vivid (bersemangat), solid (tinggi), dan light (polos).
Sejarah
Sebelum Miku dirilis, Vocaloid tidak lebih dari sebuah program yang tidak dikenal. Nico Nico Douga, sebuah situs video di Jepang yang mirip YouTube memiliki peranan penting hingga perangkat lunak ini menjadi terkenal. Segera setelah dirilis, pengguna Nico Nico Douga mulai menampilkan video yang berisi lagu yang dibuat dari perangkat lunak tersebut. Menurut Crypton, sebuah video populer yang merupakan parodi, berisi Miku memegang daun bawang dan menyanyikan lagu Ievan Polkka, menunjukkan bahwa aplikasi ini bisa mempunyai banyak kemungkinan penerapan, meskipun pada awalnya Miku hanya dirilis untuk menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jepang. Melalui situs NND (Nico Nico Douga), para pengguna Miku mulai bekerja sama, saling bertukar ide, menampilkan karya mereka yang masih setengah jadi, dan akhirnya diperbaiki oleh pengguna lain.
Pada 18 Oktober 2007, sebuah forum Internet melaporkan bahwa Miku diduga menjadi korban sensor oleh Google dan Yahoo!, karena gambar Miku tidak tampil dalam hasil pencarian. Namun hal ini segera dibantah oleh Google dan Yahoo, dan mereka menyatakan telah terjadi masalah dengan sistem yang mengakibatkan tidak hanya kata kunci "Hatsune Miku", tetapi kata kunci lainnya tidak dapat ditampilkan. Kedua perusahaan menunjukan niat mereka untuk segera memperbaiki dan mencari solusi untuk masalah ini. Pada 19 Oktober, gambar dari Hatsune Miku mulai ditampilkan pada halaman pencarian Yahoo.
Pada tahun 2012, Hatsune Miku menjadi pemenang dari ajang Olimpiade London 2012 "Idola dan Ikon Virtual Yang Kamu Idolakan" tetapi dengan kemenangan itu Hatsune Miku juga menjadi korban penghapusan massal video-video yang berkaitan di Youtube, karena video Hatsune Miku dinilai tidak pantas. Tetapi sebenarnya tidak, maksud penghapusan tersebut adalah untuk membalas kekalahan yang dialami idol mereka yang ikut nominasi tersebut. Para pecinta Vocaloid-pun berupaya mengunggah kembali video-video yang dihapus dan memberikan pesan untuk tersangka dibalik peristiwa itu untuk tidak mengusik Hatsune Miku lagi.


Sabtu, 17 November 2012

Yuri Gagarin

YURI GAGARIN



 
Siapa yang tidak kenal dengan Yuri Gagarin? Sosoknya terkenal di seluruh dunia karena dialah manusia pertama yang mengarungi luar angkasa. Manusia pertama yang melihat sebagian besar permukaan bumi adalah air. Tanggal 12 April 1961 dengan pesawat Luar Angkasa Vostok 1, Sersan Yuri Gagarin mengelilingi bumi pada altitude 302 km (187? mil) selama 108 menit dengan kecepatan 18 ribu mil per jam. Yuri Gagarin dilahirkan 9 Maret 1934 di sebuah desa kecil bernama Klushino, sekitar 200 km sebelah barat Moskwa. Ia lahir dari keluarga petani dan memiliki 3 saudara. Perang Dunia (PD) II memaksa Yuri kecil melihat kekejaman perang yang telah meluluhlantakkan hampir separuh "jagad kecilnya".
Selama hidupnya ia tidak dapat melupakan bagaimana tentara fasis menghina penduduk desanya dan bagaimana saudara perempuan dan laki-lakinya digiring ke Jerman. Keluarga Gagarin pindah ke kota Gzhatsk yang letaknya tidak jauh dari desa asalnya. Di kota tersebut Yuri bersekolah di sekolah umum sampai kelas enam SD. Di sekolahnya Yuri tergolong anak pintar. Ia suka membaca, menggemari puisi, dan aktif dalam perkumpulan kesenian amatir. Hobinya pada dunia seni tidak menghilangkan kecintaannya pada bidang-bidang teknik.
Tidak sedikit waktu dihabiskannya untuk mengutak-atik pesawat aeromodeling kegemarannya. Saat pelajaran mengarang, ia menulis karangan berjudul "Tokoh yang Saya Kagumi", berisi tentang para penerbang dunia yang diimpikannya. Setelah menyelesaikan SD, Yuri melanjutkan studnya ke sekolah kejuruan teknik di kota Lyubertsi, yang terletak dekat Moskwa. Saat itu ia memilih jurusan teknik pengecoran. Atas nasihat orang tuanya kemudian Yuri melanjutkan pendidikannya di sekolah teknik kejuruan industri di kota Saratov. Di sekolah kejuruan teknik Saratov tersebut Yuri Gagarin bergabung dalam klub fisika.
Ketika membuat tugas tentang ilmuwan Rusia Konstantin Tsiolkovsky, seorang tokoh yang terkenal dengan ajarannya mengenai motor jet dan penerbangan antar planet, Yuri menulis bahwa hanya satu impian Tsiolkovsky yang belum terwujud yaitu manusia belum pernah berada di ruang angkasa. Yuri tidak tahu suatu saat dialah yang akan mewujudkan harapan utama Konstantin Tsiolkovsky. Di Saratov, Yuri Gagarin secara serius mempelajari masalah penerbangan, selain itu ia juga belajar di aero-klub setempat. Setelah lulus dari sekolah kejuruan teknik tahun 1955 dengan nilai yang sangat baik, Yuri mengambil keputusan menjadi seorang penerbang. Alasan itulah yang mendorongnya untuk masuk ke Sekolah Penerbangan Angkatan Udara Orenburg. Kemudian menikah dengan seorang pegawai telegraf di Orenburg bernama Valentina Goryacheva dan dikaruniai dua anak perempuan.
Setelah lulus dari Orenburg, Yuri diminta bergabung sebagai instruktur penerbang di sekolah tersebut. Tapi ia minta untuk ditempatkan di Angkatan Udara di Zapolyarye, daerah yang terletak diwilayah paling utara Uni Soviet. Setelah peluncuran satelit bumi buatan, Sputnik pada 4 Oktober 1957, para ilmuwan mulai memikirkan kemungkinan penerbangan manusia ke ruang angkasa berawak. Mendegar hal tersebut Yuri langsung mengajukan permintaan agar bisa dimasukkan dalam daftar kandidat kosmonot. Dari 20 calon kosmonot yang mengikuti latihan di Moskwa, dipilih 6 yang masuk dalam grup istimewa, salah satunya adalah Yuri Gagarin. Enam bulan berikutnya, tepatnya Januari 1961 setelah melalui berbagai ujian yang rumit, keenam penerbang tersebut diberi gelar sebagai kosmonot. Dari enam orang itu, akhirnya terpilihlah Yuri Gagarin sebagai kosmonot utama dan Herman Titov sebagai cadangan.
Kemudian tanggal 12 April 1961 pukul 09.07 waktu Moskwa dari kosmondrom Baikonur lepas landas pesawat ruang angkasa Vostok 1. Pesawat melakukan satu kali putaran melalui orbit dan jam 10.55 mendarat di padang rumput di daerah desa Smelovska, tidak jauh dari kota Saratov dekat sungai Volga. Beberapa menit sebelum pendaratan, Yuri Gagarin meninggalkan pesawat melalui kursi pelontar dan dengan menggunakan parasut mendarat ke bumi dengan selamat. Tahun-tahun berikutnya Yuri Gagarin melanjutkan aktivitasnya di proyek luar angkasa Uni Soviet, mendidik para kosmonot baru dan memimpin penerbangan pesawat ruang angkasa.
Iapun menamatkan pendidikannya di Akademi Angkatan Udara Zhukovsky dengan nilai yang sangat baik pada tahun 1968. namun sebuah peristiwa tragis menimpa Yuri. Tanggal 27 Maret 1968 Yuri tewas secara tragis dalam kecelakaan penerbangan saat melakukan latihan.
Yuri Alekseyevich Gagarin memang tiada, namun nama dan sumbangannya bagi peradaban tidak pernah dilupakan. Dunia mencatat tinta emas nama Yuri Gagarin dalam buku catatan yang selalu dibuka anak generasi, sebagai wakil manusia yang pertama menjelajah ruang angkasa. 

Sumber: Dokumen Blogger

Satu Keluarga

 Satu Keluarga

                    Sharen adalah putri tunggal Pak John. Dia tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah di pinggiran kota. Karena ibu Sharen sudah lama meninggal dunia, maka sehari-hari dia ditemani Bibi Beth, pembantunya. 
                    Setelah Pak John menikah dengan Bibi Laura, bertambahlah penghuni rumah Sharen. Bibi Laura dan Tracia, putri tunggalnya, akan tinggal bersama mereka. Itu berarti Sharen bersaudara dengan Tracia. 
                    "Sharen, sekarang kau tak akan kesepian lagi. Tracia akan menjadi teman bermainmu," kata ayah Sharen saat memperkenalkan Bibi Laura dan Tracia. 
                    "Mulai sekarang kau memanggil Bibi Laura dengan Mama. Da Tracia memanggil Paman dengan Papa. Kalian berdua adalah bersaudara. Mengerti?" Sharen dan Tracia mengangguk. Keduanya saling berjabat tangan dan tersenyum. 
                    Akan tetapi, suasana damai hanya berlangsung beberapa hari saja. Sharen yang usianya lebih tua dari Tracia sering berlaku kasar dan judes. Mereka sering berebut mainan, dan akhirnya bertengkar. 
                    Suatu hari Sharen mendapat seekor kelinci dari Paman Heri. Dia meletakkan kelinci itu di kerangkeng besi, di dalam gudang di belakang rumah. Kunci gudang dibawanya. Tak seorang pun boleh masuk ke dalam gudang untuk melihatnya. Termasuk Tracia. 
                    "Tidak. Aku telah berjanji kepada Paman Heri untuk memeliharanya dengan baik. Aku tak mau siapa pun mengganggunya," kata Sharen ketika Tracia ingin melihat kelincinya. 
                    "Aku tak akan mengganggunya. Aku kan hanya ingin melihatnya," pinta Tracia setengah memohon. 
                    "Pokoknya tidak boleh. Kalau kau melihatnya, pasti kau juga akan memegangnya. Aku yakin kau akan memegangnya karena kelinci itu sangat lucu." 
                    "Tidak. Aku berjanji tak akan memegangnya." 
                    "Tidak boleh!" 
                    Begitulah perdebatan itu berlangsung. Mereka saling berteriak sampai akhirnya Bibi Laura datang melerai. 
                    Dua hari kemudian, Tracia datang sambil menggendong anak anjing kira-kira berumur dua bulan. 
                    "Paman Heri menghadiahkan anak anjing ini untukku," katanya dengan gembira. "Katanya aku dapat memilikinya selama aku mau." 
                    "Tracia, di rumah ini semua orang sibuk di pagi hari. Papa dan Mama harus berangkat kerja. Bibi Beth sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya. Kau dan Sharen bersekolah. Siapa yang akan memberinya makan dan menemaninya? Mama akan menelpon Paman Heri untuk mengambil anak anjingnya kembali," kata Bibi Laura.
                    "Jangan!" teriak Tracia sambil memeluk anak anjingnya erat. "Mama tidak adil. Sharen boleh memiliki binatang kesayangan, mengapa aku tak boleh? Aku hanya ingin anak anjing ini. Kalau Mama tidak mengizinkannya, lebih baik aku tinggal bersama Paman Heri!" ancam Tracia. Bibi Laura tak tahu harus bilang apa lagi. 
                     Sorenya, terjadilah kejadian yang menyedihkan. Tracia menangis dalam dekapan Paman John. Sementara mamanya dan Sharen melihatnya iba, tak tahu harus berbuat apa. 
                     "Sudahlah Tracia, itu bukan salahmu. Kau tidak harus merasa berdosa atas kejadian itu," kata Paman John sambil mengelus-elus rambut Tracia. 
                     "Ta…. Tapi…..kalau saja aku tidak mengajaknya bermain di luar rumah, tentu sekarang anak anjingku masih hidup. Paman Heri pasti marah jika tahu. Sekarang aku tak lagi punya binatang kesayangan seperti Sharen. Huuu… huuuu…," kata Tracia di tengah-tengah tangisnya.  
                     "Aku juga pernah punya kucing yang mati ditabrak mobil," hibur Sharen. Ia memandang Tarcia dengan iba. Kemudian Sharen pergi dan tak lama kemudian muncul kembali menggendong kelincinya. Didekatkannya kelinci itu di tangan Tracia. 
                     "Ini kelinciku," kata Sharen lirih. "kau boleh memegangnya." 
                      Tracia berhenti menangis. Dia mengangkat wajahnya. Matanya sembab oleh air mata. Pipinya basah dan merah. Dia menatap hewan berbulu putih dengan sepasang matanya yang masih merah. Tracia mengangkat tangannya, tetapi kemudian dengan ragu tangannya diturunkan kembali.
                     "Kau pernah bilang, tak seorangpun boleh memegangnya?" kata Tracia pada Sharen. 
                     "Peraturan itu sudah berubah. Sekarang kau boleh memegang dan menggendongnya. Pokonya dia milik kita bersama. Kau mau kan?" 
                     "Benar?" 
                     Sharen mengangguk. Dia kemudian menyerahkan kelincinya pada Tracia. Tracia menggendong kelinci tersebut dengan senang. 
                    "Aku yang membersihkan kandangnya ya," kata Tracia. 
                    "Aku yang memberinya makan setiap hari," balas Sharen. Kedua anak tersebut beriringan ke luar ruangan. Kedua orang tua mereka tersenyum senang menyaksikan adegan itu. Sejak saat itu tak pernah lagi ada pertengkaran di rumah Pak John.

Sumber: BOBO no./XXVIII/00

Kisah Semut Dan Kepompong


Contoh Dongeng Anak Indonesia : Kisah Semut Dan Kepompong,kepompong kartun
          Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.



      Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.

        Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.

        Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya.

Contoh Dongeng Anak Indonesia : Kisah Semut Dan Kepompong,Semut Kartun      Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

      "Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.

      "Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.

      Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain.

Puisi Rindu Buatmu, Teman



Teman,

Kala diriku terjerat di penjara cinta
Kala hatiku dibaluti kesayuan rindu
Kala sepi berlabuh di dasar kalbu
Kala irama syahdu menemani diri mengisi waktu
Kala menanti kepastian sejuta persoalan
Kau hadir membelai luka
Bingkisan kata menari dihujung jemari
Seakan mengerti bisikan hati.


Teman,

Hari berganti hari
Masa berlalu memakan waktu
Kemesraan tersimpul rapi dilayari rindu
Menanti malam menjemput siang
Agar ikatan keikhlasan mengupas persahabatan.


Teman,

Bunga yang dimiliki orang
Ditaburi warna kekusaman
Begitulah jua..
Suramnya wajah keperempuananku
Walau berseri disebalik topeng kedukaan

Jiwa meruntun merayu ketenangan
Bertamu disudut kehidupan
Lipatan rahsia kau kailkan
Lalu terapung tanpa jawapan
Murni jiwamu yang menyentuh perasaan
Keikhlasanmu yang merawat kesedihan
Ingin menyemai nostalgia silam
Agar ikatan membuihkan kemesraan.


Teman,

Tanpa kusedar dan tanpa kuduga
Dirimu menanam pohonan cinta
Sedang diriku sudah berpunya
Walau diri diselimuti sengsara

Kini..
Susunan bicara berbaur cinta
Mengungkap istilah sebenarnya
Antara setia dan airmata.


Teman,

Sepi, resah dan duka
Itulah rencah kekosongan hidupku
Tatkala bicaramu sirna di mataku
Senyum dan tawa
Menguntum tanda gembira
Tatkala rancak berbicara
Justeru diriku..
Menyingkap tirai bicara.


Teman,

Andainya puisi ini kau fahami
Andainya jeritan hatiku kau selami
Andainya impianku bisa kau penuhi
Kau tidak berlari mengejar mimpi
Menghitung hari menanti realiti.

Puisi Pahlawan – Kau Melebur di Sana






kau melebur di sana
di permulaan musim gerhana
yang terselubung aroma darah
dan tanah yang berembun air mata

kau melebur di sana
kala sang surya mengelupaskan kulit kami
hingga kawanan peluhmu yang siaga
menghalau kepulan debu
yang mengepung dari negeri asing

kau melebur di sana
saat air bah berlarian
memanjati hamparan tanah usang
dengan jeritan malang
serta busung lapar

kau melebur di sana
saat air mata telah mengguruh menjadi telaga
hingga timba yang kau ayunkan
menandaskan kepingan dahaga
yang merintih di setiap gigir luka kami

Jumat, 16 November 2012


Up (2009) BDRip | 720p



Download Up (2009) BDRip | 720pInfo: http://www.imdb.com/title/tt1049413/
Release Date: 29 July 2009 (Indonesia)
Genre: Animation | Adventure | Comedy 
Cast: Edward Asner, Jordan Nagai and John Ratzenberger
Quality: BDRip 720p
Encoder: D’Kid@Ganool 
Source: Up REPACK 720p Bluray x264-CBGB
Subtitle:  Indonesia, English 
Sinopsis:
A young Carl Fredrickson meets a young adventure spirited girl named Ellie. They both dream of going to a Lost Land in South America. 70 years later, Ellie has died. Carl remembers the promise he made to her. Then, when he inadvertently hits a construction worker, he is forced to go to a retirement home. But before they can take him, he and his house fly away. However he has a stowaway aboard. An 8 year old boy named Russell, who’s trying to get an Assisting the Elderly badge. Together, they embark on an adventure, where they encounter talking dogs, an evil villain and a rare bird named Kevin. 



Trailer:



Screenshot:
Download Up (2009) BDRip | 720p
Total Size 600 MB (.mkv)
Password=ganool.com
Download From Tinypaste
Sumber:   www.ganool.com

Novel Raditya Dika



             Raditya Dika akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal Indonesia. Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Selain menjadi penulis buku, Raditya Dika juga sering nongol di acara-acara TV, contoh : Raditya di Provoactive, Standup Comedy dan yang baru adalah Galau nite di metro tv. Buku-buku yang dikeluarkan Raditya Dika juga selalu menjadi best seller, saking banyaknya penggemar dia :D . Tulisan-tulisan yang ada dibukunya itu kebanyakan berasal dari blog pribadinya yaitu www.kambingjantan.com sebelum berubah menjadi raditya.com. Buku-buku Raditya Dika ini adalah buku yang bergenre fiksi dan komedi, jadi dijamin anda akan ngakak terpingkal-terpingkal setelah membaca buku ini. Anda belum mempunyai buku Raditya Dika? Tidak masalah, saya akan share kumpulan ebook novel raditya dika yang dapat anda download di link di bawah ini.


8. Manusia Setengah Salmon

            Namun lebih baik, anda membelinya dalam bentuk bukunya saja. Untuk menghargai karya Raditya Dika :D


                Note : Untuk ebook manusia setengah salmonnya, menyusul ya. so sering-sering buka blog ini  supaya mengetahui update ebooknya. :D
Untuk sementara dua novel terakhir belum tersedia dalam versi ebook.

catatan: untuk membaca novel raditya dika di atas, Anda harus menginstal dulu readernya(file format djvu). Silahkan download readernya disini.

Kampung Pengasapan Ikan

     
       Pernah mencicipi ikan asap? Kalau belum, cobalah teman-teman berkunjung ke kampung pengasapan ikan. Letaknya di Desa Kaliasin, Semarang, Jawa Tengah.
             Sepintas, suasana di desa ini tak jauh berbeda dengan perkampungan nelayan biasa. Di tepi sungai, banyak perahu-perahu kecil ditambatkan. Sesekali tampak kesibukan penduduk desa. Ada yang memperbaiki perahu atau jala. Ada pula yang menyiapkan lampu petromak untuk melaut nanti malam. Di laut, lampu petromak digunakan nelayan untuk mengumpulkan ikan. Anak-anak sering bermain-main di tepi sungai. Sesekali mereka memancing dan naik perahu. Mereka juga sering bermain ke tempat pengasapan ikan di seberang sungai.
             Lihatlah, rumah-rumah pengasapan belajar di pinggir kali! Cerobong-cerobong asapnya menjulang tinggi. Kalau dilihat sekilas agak mirip rumah bercerobong khas Eropa. Tetapi perapian di dalamnya bukan digunakan untuk menghangatkan badan. Melainkan untuk mengasapi ikan! Dulu pengasapan ikan dilakukan di rumah-rumah penduduk desa. Tetapi polusi udara yang ditimbulkan sangat berbahaya. Asap yang dihirup terus-menerus dapat menggangu kesehatan penghuninya. Karena itu, pemerintah membangun rumah pengasapan di lokasi yang terpisah dari tempat tinggal penduduk.
             Di rumah-rumah pengasapan itulah para penduduk bekerja. Mereka menjemur ikan di para-para bambu. Lalu diasapi di atas tungku berisi bara sabut kelapa. Berbagai jenis ikan yang diasapi misalnya ikan manyung, ikan juwi, ikan brembeng, dan lain-lain. Ikan-ikan yang sudah diasap biasanya dijual di pasar. Namun tak jarang, pembeli datang datang langsung ke kampung tersebut. Di Semarang, ikan asap lebih dikenal sebagai ikan mangut. Soalnya ikan asap paling enak dimasak mangut, yaitu disayur dengan santan kental yang pedas. Mmm, rasanya...uenaaak tenan! Kalau teman-teman mampir ke Semarang, jangan lupa mencicipi ikan mangut khas Kota Semarang, ya!

Surat dari Atas Kursi Batu

Sore hari adalah saatnya berenang dan mencari kerang. Atau berlomba menggelindingkan ban. Teriakan dan tawa anak-anak berderai, seperti ombak yang berlomba menyrbu pantai.
         Sore yang cerah. Dia berjalan menuju kursi batu di tepi pantai. Batu berbentuk kursi ini adalah tempat favoritnya untuk bersantai. Kali ini, dia ingin menulis surat untuk teman-temannya, dari atas kursi batu.
         Dia menulis cerita ini untuk kalian, teman! Cerita tentang  dia dan teman-temannya, anak-anak nelayan Kampung Rate di Ende, Flores. Dia  tinggal di tepi pantai. Hampir semua penduduk kampungnya adalah nelayan. Seperti penduduk Flores yang lain, ibu-ibu di kampungnya pun pandai menenun.
         Dia memang tidak bisa menenun, tapi dia sering membantu neneknya memotong daun tarum untuk pewarna benang tenun. Dian juga sering membantu ayahnya memberi makan kambing. Kambingnya banyak, lho! Selain mencari ikan, penduduk kampungnya juga beternak ayam dan kambing.
        Kalau libur sekolah, dia sering ikut ayahnya mencari ikan. Mereka berangkat naik perahu pada malam hari dan pulang pagi hari. Mereka sering membawa ikan tongkol. Tak jarang pula membawa ikan pari. Selain dijual, bisa juga untuk lauk sehari-hari.
        Sore hari adalah saat yang menyenangkan untuk bermain. Dia dan teman-temannya paling senang bermain bola. Dia ingin seperti Kaka, pemain sepakbola dari Brazil. Kalau tidak bermain bola, mereka berlomba menggelindingkan ban. Siapa yang paling cepat sampai ke garis akhir dialah yang menang!
       Tibalah saatnya mandi di pantai. Berenang di pantai sore hari memang mengasyikkan. Sambil berenang, mereka mencari kerang. Memancing dan bermain perahu juga seru! Dia sering meminjamkan perahu ayahnya, lalu mendayungnya bersama teman-temannya di sepanjang pantai. Tapi, mereka belum berani untuk pergi ke tengah sendiri, walaupun mereka sudah bertiga. Kalau tiba-tiba ada ombak besar datang, waaah mereka pasti kewalahan. Kamu dapat merasakan nyamannya duduk di kursi batu, sambil menikmati suara ombak yang merdu di Kampung Rate di Ende, Flores.