Satu Keluarga
Sharen adalah putri tunggal Pak John. Dia tinggal bersama ayahnya di
sebuah rumah di pinggiran kota. Karena ibu Sharen sudah lama meninggal
dunia, maka sehari-hari dia ditemani Bibi Beth, pembantunya.
Setelah Pak
John menikah dengan Bibi Laura, bertambahlah penghuni rumah Sharen.
Bibi Laura dan Tracia, putri tunggalnya, akan tinggal bersama mereka.
Itu berarti Sharen bersaudara dengan Tracia.
"Sharen, sekarang kau tak
akan kesepian lagi. Tracia akan menjadi teman bermainmu," kata ayah
Sharen saat memperkenalkan Bibi Laura dan Tracia.
"Mulai sekarang kau
memanggil Bibi Laura dengan Mama. Da Tracia memanggil Paman dengan Papa.
Kalian berdua adalah bersaudara. Mengerti?" Sharen dan Tracia
mengangguk. Keduanya saling berjabat tangan dan tersenyum.
Akan tetapi,
suasana damai hanya berlangsung beberapa hari saja. Sharen yang usianya
lebih tua dari Tracia sering berlaku kasar dan judes. Mereka sering
berebut mainan, dan akhirnya bertengkar.
Suatu hari Sharen mendapat
seekor kelinci dari Paman Heri. Dia meletakkan kelinci itu di kerangkeng
besi, di dalam gudang di belakang rumah. Kunci gudang dibawanya. Tak
seorang pun boleh masuk ke dalam gudang untuk melihatnya. Termasuk
Tracia.
"Tidak. Aku telah berjanji kepada Paman Heri untuk memeliharanya
dengan baik. Aku tak mau siapa pun mengganggunya," kata Sharen ketika
Tracia ingin melihat kelincinya.
"Aku tak akan mengganggunya. Aku kan
hanya ingin melihatnya," pinta Tracia setengah memohon.
"Pokoknya tidak
boleh. Kalau kau melihatnya, pasti kau juga akan memegangnya. Aku yakin
kau akan memegangnya karena kelinci itu sangat lucu."
"Tidak. Aku
berjanji tak akan memegangnya."
"Tidak boleh!"
Begitulah perdebatan itu
berlangsung. Mereka saling berteriak sampai akhirnya Bibi Laura datang
melerai.
Dua hari kemudian, Tracia datang sambil menggendong anak anjing
kira-kira berumur dua bulan.
"Paman Heri menghadiahkan anak anjing ini
untukku," katanya dengan gembira. "Katanya aku dapat memilikinya selama
aku mau."
"Tracia, di rumah ini semua orang sibuk di pagi hari. Papa dan
Mama harus berangkat kerja. Bibi Beth sudah cukup sibuk dengan
pekerjaannya. Kau dan Sharen bersekolah. Siapa yang akan memberinya
makan dan menemaninya? Mama akan menelpon Paman Heri untuk mengambil
anak anjingnya kembali," kata Bibi Laura.
"Jangan!" teriak Tracia sambil
memeluk anak anjingnya erat. "Mama tidak adil. Sharen boleh memiliki
binatang kesayangan, mengapa aku tak boleh? Aku hanya ingin anak anjing
ini. Kalau Mama tidak mengizinkannya, lebih baik aku tinggal bersama
Paman Heri!" ancam Tracia. Bibi Laura tak tahu harus bilang apa lagi.
Sorenya, terjadilah kejadian yang menyedihkan. Tracia menangis dalam
dekapan Paman John. Sementara mamanya dan Sharen melihatnya iba, tak
tahu harus berbuat apa.
"Sudahlah Tracia, itu bukan salahmu. Kau tidak
harus merasa berdosa atas kejadian itu," kata Paman John sambil
mengelus-elus rambut Tracia.
"Ta…. Tapi…..kalau saja aku tidak
mengajaknya bermain di luar rumah, tentu sekarang anak anjingku masih
hidup. Paman Heri pasti marah jika tahu. Sekarang aku tak lagi punya
binatang kesayangan seperti Sharen. Huuu… huuuu…," kata Tracia di
tengah-tengah tangisnya.
"Aku juga pernah punya kucing yang mati
ditabrak mobil," hibur Sharen. Ia memandang Tarcia dengan iba. Kemudian
Sharen pergi dan tak lama kemudian muncul kembali menggendong
kelincinya. Didekatkannya kelinci itu di tangan Tracia.
"Ini kelinciku,"
kata Sharen lirih. "kau boleh memegangnya."
Tracia berhenti menangis.
Dia mengangkat wajahnya. Matanya sembab oleh air mata. Pipinya basah dan
merah. Dia menatap hewan berbulu putih dengan sepasang matanya yang
masih merah. Tracia mengangkat tangannya, tetapi kemudian dengan ragu
tangannya diturunkan kembali.
"Kau pernah bilang, tak seorangpun boleh
memegangnya?" kata Tracia pada Sharen.
"Peraturan itu sudah berubah.
Sekarang kau boleh memegang dan menggendongnya. Pokonya dia milik kita
bersama. Kau mau kan?"
"Benar?"
Sharen mengangguk. Dia kemudian
menyerahkan kelincinya pada Tracia. Tracia menggendong kelinci tersebut
dengan senang.
"Aku yang membersihkan kandangnya ya," kata Tracia.
"Aku
yang memberinya makan setiap hari," balas Sharen. Kedua anak tersebut
beriringan ke luar ruangan. Kedua orang tua mereka tersenyum senang
menyaksikan adegan itu. Sejak saat itu tak pernah lagi ada pertengkaran
di rumah Pak John.
Sumber: BOBO no./XXVIII/00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar